Angin September
Ia yang meneriakiku pagi ini
Menyadarkanku dari indahnya mimpi
Memberitahuku banyak masalah yang harus dihadapi
Aku mengeluh dan kuadukan pada dinding lumut
Sekali lagi angin September menerpaku
Menyatakan kelak aku menjadi gadis paling berani
Sekujur kaki menjadi dingin
Seluruh kuduk bergidik
Dan rongga rahang membatu
Lantas aku mendengarnya,
Kali ini aku tidak menggerutu
Komentar
Posting Komentar