Kupu Bersayap Satu
Kupu Bersayap Satu
Tanpa ampun hawa dingin kian merasuk
Menembus kulit tipis serta luka tak terbalut
Kabut terus berjalan tanpa pikir tergelincir waktu
Dan kupu-kupu menoleh terbang pada lemari kayu di sudut
Angin mengusirnya hingga sayapnya robek terputus
Dalam wajah sayu terlukis rasa murung
Meringkuk memeluk lutut dengan raut pilu
Walau begitu, ia tetap memaafkan angin meski mimpinya telah runtuh
Tiada rasa amarah besar dalam emosi yang menyulut
Raganya memburuk, ia siratkan dalam wajah sendu
Dan semesra bertanya tidak tahu menahu
Langit dan tanah mengamuk berseteru
Kupu-kupu bersayap satu berjalan penuh lesu,
Ia menangisi keadaan yang selalu menuntut
Tersisa sebuah asa kecil yang mulai hanyut,
Tidak ia kejar meski bermuara pada batu
Komentar
Posting Komentar